Bantahan atas Tuduhan Muhammad Mengarang Ayat Untuk Kepentingannya Sendiri



Kaum salibis mengoceh: Ayat dibawah ini terbaca dengan jelas bahwa Muhammad ingin pengikutnya bersikap lemah lembut terhadapnya. Di mana konteks ayat itu adalah untuk kepentingan si Muhammad sendiri. Tampaknya Muhammad itu gila hormat!


QS 49:2 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari.



QS 33:53. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah- rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya) tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan…..”



“….Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini isteri- isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah. “

Jawaban:



Ayat diatas adalah perihal bagaimana bertatakrama yang baik kepada nabi. Dan beliau tidaklah gila hormat, karena ia sendiri mengatakan kepada umatnya agar tidak bersikap yang lebih terhadap dirinya:

 “Janganlah kalian terlalu berlebih-lebihan kepadaku sebagaimana orang-orang Nasrani telah berlebih-lebihan kepada Isa bin Maryam, sesungguhnya aku hanyalah seorang hamba Allah maka katakanlah hamba Allah dan RasulNya” (HR. Bukhari)

“Wahai sekalian manusia, katakanlah sewajarnya saja! Jangan sampai kamu digelincirkan setan. Aku adalah Muhammad hamba Allah dan rasul-Nya. Aku tidak sudi kamu angkat di atas kedudukan yang dianugrahkan Allah Subhannahu wa Ta’ala kepadaku.” (HR. An-Nasai)

“Tidak ada seorangpun yang lebih mereka cintai daripada Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam . Walaupun begitu, apabila mereka melihat beliau, mereka tidak berdiri untuk menyambut beliau. karena mereka mengetahui bahwa beliau Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam tidak menyukai cara seperti itu.” (HR. Ahmad)

Jadi, apa yang tersurat pada ayat di atas adalah hukum-hukum Allah yang mengatur bagaimana seorang muslim itu beretika kepada nabinya, baik itu kepada istri-istrinya, maupun sahabat-sahabatnya. Sama halnya dengan yang diajarkan oleh guru di sekolah dulu tentang bagaimana beretika dan menghormati orangtua kita.

Mengenai mengapa tidak boleh menikahi istri-istri beliau sepeninggalnya, itu tidak lain karena besarnya keutamaan yang dimiliki oleh istri-istrinya sebagai gelar “ibunya orang-orang mukmin”, yang juga menjadi istri-istri beliau di akhirat kelak.

Salah satu ayat yang menunjukkan ketinggian martabat mereka adalah:

QS. 33:32. “Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain. Jika kamu bertakwa… “

Dan para sahabat serta orang-orang mukmin yang bersama beliau pun taat dan patuh kepada apa yang Allah perintahkan kepada mereka dengan turunnya ayat tersebut. Adalah tidak etis jika orang yang kita anggap sebagai ibu, sebagai orangtua kita, pembimbing kita kemudian terbesit dihati untuk menikahinya, bukan?

Sekadar kita flashback ke belakang, berikut etika orang-orang Yahudi-Nasrani terhadap nabinya sendiri, di antaranya:

1. Tidak mau menuruti perintah, keras kepala ( Ulangan 31:27)
2. Suka mengolok-olok, menghina dan mengejek (2 Tawarikh 36:16)
3. Menuduh Yesus kerasukan setan dan gila (Yoh 8: 48-53, Yoh 10:20)
4. Meludahi Yesus! (Markus 15:28, 10:33-34)
5. Murid yang pengingkar, tidak setia, bengal, dan pengkhianat (Mat 26:14-16, 34, Yoh 13:37-38)
6. Tidak menghormati nabi (Yoh 4:44)

Al Qur’an pun menginformasikan:



QS.6:10. Dan sungguh telah diperolok-olokkan beberapa rasul sebelum kamu, maka turunlah kepada orang-orang yang mencemoohkan di antara mereka balasan (azab) olok-olokan mereka. 



QS. 33: 69. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa; maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan adalah dia seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah. 



QS. 5:78. Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.

Jadi jelas, Orang-orang Yahudi tidak pernah memuliakan para nabi dan rasul yang datang kepada mereka. Jangankan terhadap para nabi dan rasul, Allah pun juga tidak lepas dari sikap pelecehan mereka. Begitupun dengan kaum nabi Isa (Yesus), yang jangankan orang lain, muridnya sendiri melecehkan Yesus, bahkan mengkhianati Yesus.

Setelah Islam datang, Allah kemudian menurunkan firmanNya bagaimana cara beretika terhadap nabi, serta taat dan patuh kepada apa yang diperintahkannya sebagai dasar untuk menggapai keselamatan.



QS. 4:13. “(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam syurga…”



QS. 2: 285. “…dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat.” 



Etika-etika itu tercantum dalam beberapa surah di antaranya QS. 24:63, 49:4, 49:5, 49:1, 49:2, 49:3, 2:104, 49:3, 49:4, 49:5, 24:62, 58:12, 58:13.



Dan itu tidak hanya pada nabi Muhammad saja, tapi seluruh nabi-nabi dan rasul-Nya, Islam memuliakan mereka, bahkan dengan diturunkannya Alqur’an, tuduhan-tuduhan keji seputar jatidiri para nabi yang diceritakan dalam alkitab, dibantah oleh Alqur’an.



QS. 136. Katakanlah (hai orang-orang mukmin): “Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya”. 



QS.2:285. Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya.

Beda halnya dengan Paulus yang Kristen kagumi itu. Di Bibel, terbukti jelas bahwa peranannya dalam menulis alkitab, didasarai atas pendapat dan kepentingannya sendiri atau dengan kata lain menurut kehendak hatinya, tanpa wahyu dari Allah. Ini mementahkan pembelaan Kristen bahwa dasar mereka menulis Injil selalu atas ilham roh kudus. Padahal itu omong kosong dan karangan belaka. Lihat kata Paulus ini:

1Kor. 7:40 Tetapi MENURUT PENDAPATKU, ia lebih berbahagia, kalau ia tetap tinggal dalam keadaannya. Dan aku berpendapat, bahwa aku juga mempunyai Roh Allah.

1Kor. 7:25 Sekarang tentang para gadis. Untuk mereka AKU TIDAK MENDAPAT PERINTAH dari Tuhan.

Tetapi aku memberikan PENDAPATKU sebagai seorang yang dapat dipercayai karena rahmat yang diterimanya dari Allah

Kisah Para Rasul 15:28 Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan KEPUTUSAN KAMI, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini.

Perhatikan kata-kata “keputusan kami” pada ayat diatas.

Paulus Over Pede. Selalu menyangka dirinya adalah Rasul, padahal Rasul Palsu yang sukses “mengangkat” Yesus sebagai “Tuhan Palsu” juga!

Pos ini dipublikasikan di Islam Menjawab, Kristology dan tag , , . Tandai permalink.

4 Balasan ke Bantahan atas Tuduhan Muhammad Mengarang Ayat Untuk Kepentingannya Sendiri

  1. Wajib berkata:

    Kok larinya ke Yahudi_Nasrani dan Paulus? Apa hubungannya?

  2. ungke berkata:

    Biasa …..tidak pede kalo nda “Nyerempet”tetangga, jadi ingat acara ustad menjawab di Yahoo bulan puasa kemarin….soal pertanyaan tentang “apakah musik Halal atau Haram dalam islam” yang dijawab dengan panjang lebar oleh pak ustad sebagai nara sumber dan akhirnya tidak ada kesimpulan jelas HALALatau HARAM

  3. Varisha Nanda berkata:

    Terlihat benar dengan mengusahakan pihak lain terlihat salah,….itu adalah kebenaran semu 😛

  4. Anto berkata:

    Info menarik

Tinggalkan komentar