Mengapa Mengerjakan Sunnah?


Mereka (para sahabat radhiyallahu anhu) mengerjakan sunnah karena itu sunnah. Kita mengabaikan sunnah karena itu sunnah. Padahal, amalan sunnah itu menjadi penyebab kecintaan Allah pada hambaNya.  Jika Allah sudah cinta padanya, apa yang diminta pasti diberi. Apa yang ia khawatirkan tidak akan terjadi, dan apa yang menimpanya adalah asbab terhapusnya segala dosanya,  jika ia meninggal, Allah wafatkan dia dalam khusnul khatimah (akhir hidup yang baik).

“… Jika hamba-Ku terus menerus mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan sunnah, maka Aku mencintai dia,…, jikalau ia meminta-Ku, pasti Kuberi, dan jika meminta perlindungan kepada-KU, pasti Ku-lindungi. Dan aku tidak ragu untuk melakukan sesuatu yang Aku menjadi pelakunya sendiri sebagaimana keragu-raguan-Ku untuk mencabut nyawa seorang mukmin yang ia (khawatir) terhadap kematian itu, dan Aku sendiri khawatir ia merasakan kepedihan sakitnya.” (HR.Bukhari )

Apa itu Sunnah?

Sunnah secara umum adalah segala sesuatu yang bersumber dari nabi Shallalahu Alaihi wa Sallam tentang bagaimana beliau bersikap dalam hal ucapan, perbuatan dan ibadah-badah belia. Hal ini bisa kita ketahui dari para sahabat beliau lewat berbagai literatur hadist-hadist shahih dengan jalur periwayatannya yang tidak ada cacat di dalamnnya.

Untuk Apa Mengikuti SunnaSUNNAHh?

1. Menggapai kecintaan Allah

Ibnul Qayyim berkata:  “Allah tidak akan mencintaimu kecuali engkau mengikuti Habibullah (Rasulullah) secara lahir dan batin, membenarkan sabdanya, mentaati perintahnya, menjawab dakwahnya, mengikuti jalan hidupnya, mendahulukan hukum beliau dibandingkan dengan hukum lain, mendahulukan cinta kepada beliau diatas cinta kepada yang lain, mendahulukan ketaatan kepada beliau dibandingkan kepada orang lain. Kalau engkau tidak demikian, maka tidak ada gunanya. Coba saja lakukan apa yang dapat menggapai cinta Allah menurut caramu sendiri. Engkau mencari cahaya namun tidak akan mendapatkannya”.

2. Kesadaran bahwa Allah senantiasa melihat kita

Sehingga Allah senantiasa memberi taufiq untuk berbuat kebaikan. Anggota tubuhnya tidak akan melakukan sesuatu kecuali yang diridhai oleh Allah.

3. Dikabulkannya segala doa

Sesungguhnya Allah berfirman: …  Tidak ada yang lebih aku sukai dari seorang hamba yang mendekatkan diri kepada-Ku, kecuali ia melakukan hal yang Aku wajibkan kepadanya. Dan sesungguhnya hamba-Ku dengan sebab senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah, Aku pun mencintainya. Maka bila aku telah mencintainya Aku menjadi pendengarannya, yang ia mendengar dengannya. Aku menjadi penglihatannya, yang ia melihat dengannya. Aku menjadi tangannya yang ia memukul dengannya. Aku menjadi kakinya yang ia berjalan dengannya. Bila ia meminta kepada-Ku, Aku akan mengabulkannya. Bila meminta perlindungan kepada-Ku maka aku akan melindunginya. Bila ia menolak sesuatu yang dibenci oleh dirinya, Akulah yang melakukannya. Dan seorang mukmin itu benci kematian yang jelek, maka Akulah yang menghindarkannya” (HR. Bukhari)

4. Memperbaiki kekurangan dalam penunaian kewajiban

Sesungguhnya hal pertama yang dihisab dari hamba-Ku di hari kiamat adalah shalatnya. Jika perhitungannya baik, ia akan beruntung dan selamat. Jika perhitungannya buruk, ia akan rugi. Jika ada kekurangan dalam shalat wajibnya, Allah Tabaraka Wa Ta’ala berfirman: Lihatlah apakah hambaku mengerjakan shalat sunnah? Maka disempurnakan dengannya apa-apa yang kurang dari shalat wajibnya. Demikian juga dengan seluruh amal-amalnya” (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi)

5. Menghidupkan hati

Jika seorang hamba senantiasa menjaga sunnah dan menjadikannya hal yang paling penting untuk dipegang, akan terasa sulit baginya meremehkan kewajiban atau kurang dalam pelaksanaannya. Lalu ia pun mendapat keutamaan lain, yaitu ia senantiasa mengagungkan syiar-syiar Allah. Sehingga hatinya pun hidup karena ketaatan kepada Allah. Dan barangiapa meremehkan hal-hal yang sunnah, mengakibatkan ia akan terhalang menjalankan kewajibannya.

6. Terjaga dari melakukan bid’ah

Ketika seorang hamba senantiasa mengikuti apa-apa yang datang dari sunnah Nabi, ia akan bertekad untuk tidak melakukan suatu ibadah kecuali ada dalilnya. Dengan ini ia akan selamat dari jalan kebid’ahan.

Bagi pengikut sunnah, masih banyak lagi buah yang didapat. Ibnu Taimiyah dalam Al Qa’idah Al Jaliyah berkata:

“Barangsiapa mengikuti Rasulullah Shallalahu Alaihi wa Sallam maka Allah akan mencukupkannya, memberinya hidayah,  menolongnya dan melimpahkan rezeki kepadanya”

Murid beliau, Ibnul Qayyim, juga berkata :

“Barangsiapa mengikuti Qur’an dan Sunnah, mengalahkan egonya dan pendapat-pendapat orang, ia berhijrah kepada Allah dengan sepenuh hati, maka dia lah orang yang benar”

Rasulullah Shallalahu Alaihi wa Sallam bersabda:

“Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Seburuk-buruk perkara adalah perkara yang diada-adakan dan setiap bid’ah adalah sesat.” (HR. Muslim)

*Dari berbagai sumber

Pos ini dipublikasikan di Catatan Islami, Ensiklopedia Muslim dan tag , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar