Khusnul Khatimah


Amalan-amalan yang dapat mengantarkan seseorang meraih khusnul khatimah (kematian yang indah)

TIGA hal yang Allah Azza wa Jalla rahasiakan dari kematian seseorang yaitu; waktu, tempat dan cara kita di wafatkan.

Tidak ada satu pun manusia yang mengetahui kapan ia akan mati, di tempat mana ia menemui kematian, dan cara ia meninggal seperti apa. Semua itu tidak lain agar manusia selalu bersikap waspada dan memperbaiki dirinya untuk tidak terbuai dalam perkara duniawi yang hanya sesaat saja.

“Kami telah menentukan kematian di antara kamu (Al-Waaqi’ah: 60). Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. (Luqman: 34) Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. (Al-Munaafiquun: 11) Di mana saja kamu berada, kematian akan mendatangi kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh?”(An-Nisaa’: 78)

Berikut amalan-amalan yang dapat mengantarkan kita pada akhir hidup yang indah (khusnul khatimah)

1. Menjaga shalat berjamaah

“Barangsiapa ingin berjumpa dengan Allah Azza wa Jalla dalam keadaan muslim, jagalah shalat lima waktu tatkala diseru untuk mengerjakannya. Allah Azza wa Jalla telah mensyariatkan jalan-jalan petunjuk kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam. Dan shalat lima waktu termasuk jalan petunjuk itu. Aku tidak menaksir salah seorang dari kalian kecuali pasti memiliki masjid dalam rumahnya yang digunakan untuk shalat.

Ingat, andaikan engkau shalat di rumah kalian dan meninggalkan masjid kalian, berarti kalian meninggalkan sunnah Nabi kalian. Seandainya kalian meninggalkan Sunnah nabi kalian, kalian pasti tersesat. Tidak ada orang muslim yang berwudhu’ dan memperbaiki wudhunya kemudian pergi ke masjid, kecuali Allah Azza wa Jalla menuliskan satu kebaikan bagi setiap langkahnya atau mengangkatnya satu derajat, atau menghapus satu kesalahan darinya dengan langkah tersebut.

Aku menyaksikan diri kami merapatkan langkahnya dan Aku bersaksi bahwa tidak ada yang ketinggalan dari shalat berjamaah kecuali orang munafik yang sudah populer kemunafikannya. Aku juga menyaksikan seorang laki-laki yang dipapah oleh dua orang hingga ia berdiri di shaf (barisan) shalat.” (HR. An Nasai: 840)

” Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itu (kekal) di surga lagi dimuliakan.” (Al-Ma’aarij: 34-35)

“(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka yakin akan adanya negeri akhirat. Mereka itulah orang-orang yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Luqman: 4-5)

Dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:

“Barangsiapa datang ke masjid di pagi dan sore hari, maka Allah akan menyediakan baginya tempat tinggal yang baik di surga setiap kali dia berangkat ke masjid di pagi dan sore hari.” (HR. Bukhari: 622—Muslim: 1073)

2. Mengupayakan untuk baca Al Qur’an (dan terjemahannya agar mengerti artinya) setiap hari, minimal 1-2 ayat.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: “Orang yang membaca Al Qur’an dan ia mahir membacanya, maka ia AKAN BERSAMA GOLONGAN ORANG-ORANG MULIA LAGI BAIK sedangkan orang yang membacanya dengan susah, maka ia akan mendapat dua pahala.” (HR. Tirmidzi: 2829)

“Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat. (Al An’aam: 155)

3. Menjaga lidah dan silaturahmi

Wahai Rasulullah bagaimana supaya selamat? Beliau menjawab: “Jagalah lisanmu, hendaklah rumahmu membuatmu lapang dan menangislah karena dosa dosamu.” (HR. Tirmidzi: 2330)

“Barangsiapa menjamin apa yang ada diantara dua jambangnya (lisan) dan apa yang diantara kedua kakinya (kemaluan) untukku, aku menjamin surga baginya.” (HR. Tirmidzi: 2332)

Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, bersabda: “Barangsiapa ingin dipanjangkan umurnya, dilapangkan reskinya dan di hindarkan dari kematian yang buruk maka hendaknya dia bertaqwa kepada Allah dan menyambung silaturrahim (tali persaudaraan).” (HR. Ahmad: 1150)

“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. (Al-Furqaan: 63)

“Berlaku jujurlah, karena kejujuran bersama kebaikan dan keduanya berada di surga, dan jauhilah dusta, karena dia bersama dosa dan keduanya berada di neraka, dan mohonlah keselamatan kepada Allah, karena sesungguhnya tidaklah seseorang diberi sesuatu setelah dia beriman yang lebih baik dari keselamatan. Janganlah kalian saling memutus tali silaturahim, saling menghindar, saling membenci, dan jangan pula saling dengki, akan tetapi jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Ahmad: 17)

Silaturahmi juga dapat menjadi penyebab banyaknya orang yang mau menshalatkan jenazah kita:

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: Tidaklah seorang muslim meninggal dunia, dan dishalatkan oleh lebih dari empat puluh orang, yang mana mereka tidak menyekutukan Allah, niscaya Allah akan mengabulkan do’a mereka untuknya. (HR.Muslim: 1577)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Barangsiapa yang dishalatkan tiga shaf, maka dia wajib (mendapatkan surga) . (HR. Tirmidzi: 949)

4. Selalu mengajak pada jalan-jalan kebaikan, mengerjakan yang sunnah, bersedekah dan beramal jariyah

“Barangsiapa yang menyeru kepada kebaikan maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala-pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa yang menyeru kepada kesesatan maka baginya dosa seperti dosa orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikit pun” (HR. Tirmidzi: 2598)

“Sesungguhnya kebaikan yang akan mengiringi seorang mukmin setelah ia meninggal adalah ilmu yang ia ajarkan dan sebarkan, anak shalih yang ia tinggalkan dan Al Qur`an yang ia wariskan, atau masjid yang ia bangun, atau rumah yang ia bangun untuk ibnu sabil (musafir), atau sungai yang ia alirkan (untuk orang lain), atau sedekah yang ia keluarkan dari harta miliknya dimasa sehat dan masa hidupnya, semuanya akan mengiringinya setelah meninggal.” (HR. Ibnu Majah: 238)

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: “Apabila salah seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfa’at baginya dan anak shalih yang selalu mendoakannya. / Sebaik-baik perkara yang ditinggalkan oleh seorang laki-laki sepeninggalnya ada tiga; anak shalih yang mendoakannya, sedekah jariyah yang pahalanya sampai kepadanya serta ilmu yang diamalkan oleh orang sepeninggalnya.”” (HR. Muslim: 3084 / HR. Ibnu Majah: 237)

Amalan sunnah menjadi penyebab kecintaan Allah pada hambanya, dan mewafatkannya dengan baik:

“… Jika hamba-Ku terus menerus mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan sunnah, maka Aku mencintai dia,…, jikalau ia meminta-Ku, pasti Kuberi, dan jika meminta perlindungan kepada-KU, pasti Ku-lindungi. Dan aku tidak ragu untuk melakukan sesuatu yang Aku menjadi pelakunya sendiri sebagaimana keragu-raguan-Ku untuk mencabut nyawa seorang mukmin yang ia (khawatir) terhadap kematian itu, dan Aku sendiri khawatir ia merasakan kepedihan sakitnya.” (HR.Bukhari: 6021)

5. Perbanyak doa memohon akhir hidup yang baik (khusnul khatimah) seperti yang telah diajarkan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

“Allahummaja’al khaira umri akhirau, wa khaira amali khawatimau, wa khaira ayyami yaumallaqaka fihi”
[“Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku adalah umur yang terakhirnya, sebaik-baik amalku adalah amal-amal penutupannya dan sebaik-baik hariku adalah hari saat aku menghadap-Mu.” (HR. Ath-Thabarani )]

“Rabbana fagfirlana zunubana wa kaffir anna sayyi atina wa tawaffana ma’al abrar”
[ Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti. (Ali-Imran: 193)]

“Allahumma inni audzubika minal hadmi, wa audzubika minat taradi, wa audzubika minal gharaqi, wal haraqi, wal harami, wa audzubika an yatakhabbathanis syaitanu indal mauti, wa audzubika an amuta fi sabilika mudbiran, wa audzubika an amuta ladighan.”
[Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari kehancuran dan aku berlindung kepadaMu dari kebinasaan, aku berlindung kepadaMu dari tenggelam, terbakar dan dari pikun, aku berlindung kepadaMu agar jangan sampai setan menggelincirkanku ketika aku akan mati, dan aku berlindung kepadaMu dari mati dijalanMu dalam keadaan lari dari medan pertempuran, dan aku berlindung kepadaMu dari mati karena tersengat binatang” (HR Abu Daud: 1328)]

Doa nabi Yusuf Alaihis Salam:
“Rabbi fatirass samawati wal ardhi anta waliyyi fid dunya wal akhirati, tawaffani musliman wa al hiqni bis shallihina”
[(Ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh. (Yusuf: 101)]

Doa ahli-ahli sihir Fir’aun yang telah bertaubat:
“Rabbana afrig alaina sabaran wa tawaffana muslimin”
[(Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu)”. (Al-A’raaf: 126)]

**Ya Allah, jadikan apa yang kami tulis dan kami sampaikan ini bisa kami jalankan sepenuh hati,yang hanya mengharap ridho dan ampunan-Mu……”

Pos ini dipublikasikan di Catatan Islami, Ensiklopedia Muslim dan tag , , , . Tandai permalink.

Satu Balasan ke Khusnul Khatimah

  1. arkho berkata:

    Alhamdulillah

    Ijin share

Tinggalkan komentar